Targetkan 95 Persen Vaksin di Pekanbaru

Diskes Pekanbaru Lakukan Sosialisasi Campak dan Rubela di Setiap Kecamatan 

Zaini Rizaldy

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru menargetkan Vaksin Campak dan Rubella di Kota Pekanbaru 95 persen dari 218 ribu anak. Sebab jika target tersebut tidak tercapai, maka sosialisasi dari vaksinasi dari campak dan rubella dirasa kurang berhasil dilakukan oleh Diskes Kota Pekanbaru.

Hal ini, mengingat Rubella sangat rentan dengan daya tahan tubuh dan menular. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan perlu dilakukan. Terlebih kampanye imunisasi ini hanya sekali dalam setahun. Demikian diungkapkan langsung oleh Plt Kepala Diskes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldi, Senin (30/7).

Dikatakan Zaini, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi mengenai campak dan rubella di setiap kecamatan dan kelurahan hingga ke sekolah di kota Pekanbaru.

 Ia menyebutkan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program untuk memutus mata rantai penyebaran virus measles alias campak dan rubella, dengan memberikan imunisasi MR. Imunisasi MR akan diberikan kepada anak usia 9 bulan - di bawah 15 tahun, yang paling rentan terinveksi virus Rubella.

''Jadi kami berharap dengan program imunisasi MR ini, dapat memutus mata rantai penyebaran virus Rubella sejak usia anak-anak,'' sebutnya. Gejala yang timbul jika terserang penyakit ini adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, mata merah dan selanjutnya timbul ruam di sekujur tubuh.

''Penyakit Campak dapat mengakibatkan komplikasi berat sehingga menyebabkan radang paru, radang otak, diare berat, radang telinga, dehidrasi, hingga kematian. Insiden tinggi terjadi pada anak berusia 5- 9 tahun dan tingkat penularan pada kelompok  anak sangat tinggi dan imubisasi ini dilakukan selama dua bulan sejak bulang Agustus hingga September,” kata dokter bob yang akrab disapa.

Sementara, penderita yang terserang Rubella lebih sulit untuk dideteksi karena 50 persen penderita tidak menimbulkan gejala, biasanya gejala yang timbul adalah demam dan ruam ringan. Insiden tinggi penyakit Rubella ini paling banyak menyerang anak berusia 3-10 tahun. Pemberantasan Congintal Rubella  Syndrome (CRS) merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan Penyakit Rubella.

''Jika infeksi Rubella terjadi pada wanita hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan akan mengakibatkan aborsi spontan maupun kecacatan permanen pada anak. Yakni keterbelakangan mental, kelainan jantung, kelainan pada otak, tuli dan gangguan pengelihatan,'' ungkap Zaini. (Ty)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar